Teori Pendekatan Kardinal

Teori Pendekatan Kardinal - Teori ini merupakan gabungan pendapat yang diajukan olh ahli-ahli ekonomi aliran Austria abad ke sembilan belas, seperti Heinrich Gossen (1854), Stanley Jevons (1871) dan Leon Walras (1894). (Sudarsono, 1995)

Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai dayaguna baginya.

Kegunaan marginal (marginal utility) merupakan peningkatan kepuasan seorang konsumen karena mengonsumsi satu unit tambahan barang atau jasa. Kebanyakan barang dan jasa memiliki kegunaan marginal yang terus menurun. Artinya, saat konsumsi suatu produk meningkat, nilai guna tambahan yang diperoleh dari tiap unit tambahan akan turun secara bertahap.
Nah, dalam hal ini konsumen dikatakan mempunyai kepuasan marginal yang menurun ketika ia semakin merasa puas dengan mengonsumsi produk itu. Jadi, nilai guna marginallah yang menentukan apakah sesuatu barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah.


Hal ini akan diperjelas dalam hukum Gossen berikut.
Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional seperti dijelaskan di atas dikenal sebagai The Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Terus Menurun).

Hukum ini dikenal sebagai Hukum Gossen 1.

Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada teori Gossen I dan asumsi yang digunakan bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasaan konsumen. Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih.
Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi.



Asumsi-asumsi yang digunakan dalam memahami pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. 


Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

Nilai guna (Utility) adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang. Nilai Guna Total (Total Utility/TU) adalah total kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang. Nilai Guna Tambahan (Marginal Utility/MU) adalah tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi tambahan satu unit produk/barang.

Teori Pendekatan Kardinal
Pendekatan Kardinal




Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan kepuasan dari mengkonsumsi barang. Untuk konsumsi satu jenis barang, maka kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat nilai guna total (TU) mencapai maksimum.

Surplus konsumen adalah kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen atau selisih antara kepuasan yang diperoleh oleh konsumen dari mengkonsumsi barang dengan pembayaran yang dilakukan untuk mengkonsumsi barang tersebut


0 Response to "Teori Pendekatan Kardinal"

Post a Comment