Peran dan Jiwa Kewirausahaan

Pengertian, Kompetensi, Prasyarat Perekonomian Nasional, Peran, Jiwa dan Sektor-Sektor dalam Kewirausahaan - Dalam era industrialisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas tinggi menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan pola perkembangan dan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut memang telah dibuktikan oleh beberapa negara Asia, seperti Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Jepang, dan Hongkong. Walaupun negara-negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam yang cukup, namun ekspor mereka (terutama barang manufaktur) menunjukkan per kembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat. Hal tersebut karena mereka telah mengganti kelangkaan SDA dengan SDM yang lebih berkualitas. Tingginya kualitas SDM antara lain ditandai dengan tingginya tingkat inovasi dari para pengusaha di negara-negara tersebut.


Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kata yang tidak asing lagi dalam khazanah bahasa Indonesia. Kata entrepreneurship berasal dari Bahasa Prancis, entrepreneuriat, yang berarti men jalankan atau melakukan usaha. Selanjutnya, entrepreneur dapat diartikan orang atau pelaku yang menjalankan atau melakukan usaha tersebut. Istilah ini sebenarnya telah ada sejak zaman pra–klasik, kali pertama dikemukakan oleh Richard Cantillon (1687–1734). Ia mendefinisikan entrepreneur sebagai seorang pengambil risiko ketimbang seseorang yang menerima gaji secara teratur.

Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan


Di zaman klasik Jean Baptiste Say (1767–1832), seorang ahli ekonomi klasik Prancis, merupakan orang yang menggunakan istilah entrepreneur dan menggunakan konsep ini dalam analisis ekonominya. Pada awalnya, Say mengartikan entrepreneur secara harfiah sebagai orang yang mengurus makam karena mengandung makna yang mendua (ambivalen). Entrepreneur kemudian diterjemahkan menjadi 'petualang' yang menunjukkan citra petualang komer sial, yakni orang yang mengombinasikan input modal, pengetahuan, dan tenaga kerja untuk menghasilkan dan mengelola usaha demi mendapatkan keuntungan (profit).

Pendapat lain tentang kewirausahaan, antara lain dikemu kakan oleh Peter F. Drucker (1909–2005), seorang pakar manajemen modern kelahiran Austria. Menurut Drucker, kewirausahaan dan wirausaha selalu berkaitan dengan perubahan. Kewirausa haan dan wirausaha adalah mereka yang selalu mencari perubahan, menanggapi perubahan, dan memanfaatkannya sebagai suatu kesempatan atau peluang.

Jadi, kewirausahaan adalah tindakan setiap orang yang selalu mencari tantangan baru dengan mengutamakan suatu standar tertentu, yang didorong oleh hasrat untuk berprestasi dengan sumber daya yang ada pada diri sendiri dengan tujuan mencari untung.


Kompetensi dalam Kewirausahaan
Fungsi kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktorfaktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa baru. Untuk menjalankan tugasnya, seorang wirausaha harus berhadapan dengan ketidakpastian mengenai keberhasilan usaha yang dilakukannya. Dengan demikian, salah satu kompetensi penting dari seorang wirausaha adalah keberanian dalam mengambil risiko (risk taker). Kompetensi kewirausahaan secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu kompetensi berprestasi, kompetensi memimpin, dan kompetensi merencanakan bisnis.

a. Kompetensi Berprestasi
Kompetensi berprestasi dapat dilihat dari perilaku seseorang, antara lain:
1) menemukan dan memanfaatkan peluang;
2) ulet atau memiliki daya tahan yang tinggi;
3) memenuhi janji atau kontrak;
4) mencintai kualitas dan efisiensi;
5) ketepatan dalam mengambil keputusan yang efektif;
6) keberanian mengambil risiko dan kesadaran bahwa selalu ada kemungkinan gagal dalam usaha.

b. Kompetensi Memimpin
Kompetensi memimpin dapat dilihat dari perilaku seseorang, antara lain:
1) meyakinkan dan memengaruhi orang;
2) membentuk jaringan kerja (kemitraan);
3) memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

c. Kompetensi Merencanakan Bisnis
Kompetensi merencanakan bisnis dapat dilihat dari perilaku seseorang, antara lain:
1) merencanakan atau menetapkan tujuan usaha;
2) merencanakan dan mengendalikan secara sistematis;
3) mencari informasi yang berkaitan dengan usaha yang akan dilakukan;
4) menggunakan waktu secara efektif.

Perencanaan bisnis haruslah didasar atas kebutuhan utama dari bisnis dan bukan atas motif-motif pribadi.


Prasyarat Menjadi Wirausaha
Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil, seseorang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

a. Memiliki Kemampuan Berkomunikasi
Seorang calon wirausaha seharusnya menjalin sebanyak mungkin persahabatan. Memberikan perhatian kepada para kolega dan mitranya sampai dengan hal-hal yang dianggap kecil sekalipun. Jalur persahabatan tersebut yang akan memberikan banyak kemudahan dalam mengem bangkan bisnis pada masa yang akan datang.

b. Memiliki Kemampuan Memelihara Jaringan
Sering tidak disadari bahwa sebenarnya seseorang memiliki banyak teman dari berbagai latar belakang keahlian dan penga laman yang berbeda yang dapat dijadikan sebagai sumber jaringan dalam rangka membina bisnis atau wirausaha bersama.

Selain itu, seorang wirausaha akan berhasil jika dapat melaksana kan beberapa hal sebagai berikut:
1) meningkatkan kualitas dirinya;
2) meningkatkan kompetensinya;
3) mengenal lingkungannya;
4) mengembangkan strategi bisnis yang cocok;
5) dapat memilih bisnis atau usaha yang diyakini berhasil;
6) melakukan kajian sendiri, uji coba ide, dan mempertimbangkan daya hidup dari usahanya;
7) meningkatkan daya saing usaha, inovatif, dan mampu mengelola serta memanfaatkan secara produktif dan efisien bantuan pihak lain yang berkaitan dengan pengembangan usahanya.

Dari upaya-upaya tersebut maka diharapkan akan muncul berbagai karakter dari wirausaha. Terdapat berbagai ragam karakter dan unsure karakter seorang wirausaha. Geoffrey G. Meredith, dkk. (2005) mengemukakan watak dan ciri wirausaha, yaitu sebagai berikut.
a) Seorang wirausaha yang memiliki karakter percaya diri yang tergambar dalam rasa percaya, merdeka, mandiri, dan optimis.
b) Beriorientasi pada kerja dan hasil yang terlihat pada semangat untuk maju, mengejar keuntungan, tekun, ulet, tegas, dan banyak inisiatif.
c) Pengambil risiko, hal tersebut tergambar pada kemampuannya mengambil risiko dan menyukai tantangan.
d) kepemimpinan, terlihat dengan memiliki sifat kepemimpinan, suka bergaul, dan tanggap terhadap saran dan kritik.
e) Keaslian (originalitas), tergambar dengan karakternya yang pandai mencipta (inovatif dan kreatif), berpikiran terbuka, penuh informasi, dan kaya pengetahuan.
f) Berorientasi masa depan dengan memiliki pandangan jauh ke depan, peka, dan pandai membaca keadaan.


Peran Wirausaha dalam Perekonomian Nasional
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan salah satu factor produksi yang memegang peranan penting di dalam pembangunan. Menurut Joseph A. Schumpeter (1883–1950), sumber utama kemakmuran bukan terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melainkan pada pembangunan ekonomi yang didominasi oleh peran kewirausahaan dari para pelaku ekonominya.

Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wirausaha (entrepreneur). Inovasi memiliki makna yang luas, yang tidak hanya menyangkut penemuan teknik-teknik berproduksi baru, tetapi juga penemuan komoditas baru, jenis material baru untuk produksi, cara-cara usaha baru, dan cara-cara pemasaran baru. Oleh Schumpeter, inovasi dalam kewira usahaan dianggap sebagai suatu loncatan dalam fungsi produksi.

Bagi negara-negara industri maju maupun negara sedang berkembang, seperti halnya Indonesia, tumbuh kesadaran betapa pentingnya peranan kewirausahaan dalam pembangunan nasional. Hal ini bisa terlihat dari besarnya peranan UMKM terutama kemam puannya dalam menyerap tenaga kerja serta sifatnya yang fleksibel terhadap gejolak ekonomi.

Peranan wirausaha dalam perekonomian, di antaranya sebagai berikut.

a. Menciptakan Kesempatan Kerja
Dengan jiwa wirausaha, faktor-faktor produksi dapat di kombinasikan sehingga dapat menghasilkan produk baru. Dengan adanya produksi, kesempatan kerja menjadi lebih terbuka dan hal ini dapat mengurangi angka pengangguran.
b. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Nasional
Dengan munculnya produk-produk baru, baik yang berbentuk barang maupun jasa, akan memberikan kontribusi bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional melalui peningkatan jumlah produksi barang dan jasa.
c. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi di Masyarakat
Banyaknya kesempatan kerja yang tersedia akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sehingga kesenjangan ekonomi antara masyarakat berpendapatan tinggi dan rendah dapat dikurangi.
d. Menumbuhkan Kemandirian Masyarakat dalam Bidang Ekonomi
Kewirausahaan mendorong masyarakat untuk tidak bergantung pada pihak lain, tetapi mampu untuk berkembang dan berpartisipasi dalam perekonomian nasional.
e. Menumbuhkan Daya Kreasi Bangsa
Dengan kewirausahaan dapat menumbuhkan daya kreasi bangsa sehingga dapat mengoptimalkan kelangkaan sumber daya ekonomi untuk digunakan secara efektif dan efisien.


Sektor-sektor usaha yang dapat dimasuki oleh para wirausaha antara lain berupa sektor ekonomi formal maupun nonformal. Sektor ekonomi tersebut umumnya tergolong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

0 Response to "Peran dan Jiwa Kewirausahaan"

Post a Comment