Faktor Penyebab dan Teori Inflasi

Faktor Penyebab dan Teori Inflasi – Adalah lihat materi dibawah ini dan pahami, setelah itu kalian pasti akan mengerti dan memahaminya.



Penyebab Inflasi

Inflasi bisa terjadi karena adanya berbagai faktor penyebab, yang meliputi:

a. Kelebihan Permintaan
Inflasi terjadi jika ada kelebihan permintaan yang tidak bisa dipenuhi oleh produsen, yang disebut dengan istilah demand pull inflation (lihat lagi di macam-macam inflasi berdasarkan penyebab).

b. Kenaikan Biaya Produksi
Inflasi terjadi jika biaya produksi meningkat, yang selanjutnya berakibat pada naiknya harga jual barang-barang dan jasa.

c. Pencetakan Uang Baru oleh Pemerintah

Faktor Penyebab Inflasi


Inflasi terjadi jika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi anggaran negara yang defisit. Pencetakan uang baru bisa menyebabkan jumlah uang yang beredar lebih banyak dan tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa sehingga harga-harga akan naik (inflasi).

d. Lambatnya Produksi Barang Tertentu, Terutama Produksi Makanan
Produksi makanan (pertanian) berbeda dengan produksi pabrik, sebab produksi makanan (pertanian) dibatasi oleh faktor musim atau genetika. Misalnya, jika produksi sepatu bisa dipercepat dari satu bulan menjadi hanya satu pekan, maka produksi padi tidak bisa dipercepat dari empat bulan menjadi satu bulan. Di samping itu, karena pertambahan penduduk lebih cepat dibanding pertambahan bahan makanan, maka jumlah penawaran produk makanan jauh lebih kecil dibandingkan permintaannya. Akibatnya, bisa dipastikan harga makanan akan naik. Harga makanan yang naik biasanya akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang yang lain (terjadi inflasi). Penyebab inflasi ini terutama terjadi di negara-negara berkembang

e. Sikap Konsumen (Masyarakat) terhadap Informasi Kenaikan Harga
Apabila konsumen mendapat informasi bahwa harga-harga akan naik, misalnya disebabkan oleh naiknya harga BBM, biasanya konsumen akan berlomba membeli barang-barang sebelum harga betul-betul naik. Akibatnya, permintaan akan meningkat tajam dan tidak seimbang dengan jumlah barang yang tersedia sehingga pasti terjadi inflasi.

f. Sikap Produsen terhadap Informasi Kenaikan Harga
Apabila produsen mendengar bahwa harga-harga akan naik maka sebagian produsen justru akan menimbun barang sambil menunggu har betul-betul naik, dengan tujuan agar mendapat keuntungan yang lebih besar. Ketika harga betul-betul naik tetap saja ada sebagian dari produsen yang tidak menjual barangnya, karena masih menunggu kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Perilaku produsen seperti ini menyebabkan penawaran jauh lebih kecil dibanding permintaan, padahal dalam keadaan seperti ini para konsumen berlomba-lomba membeli barang, akibatnya pasti terjadi inflasi.

g. Kebijakan Pemerintah yang Kurang Tepat
Kebijakan pemerintah yang kurang tepat bisa memicu timbulnya inflasi. Misalnya, jika pemerintah menetapkan aturan (syarat) pemberian kredit yang terlalu longgar maka bisa dipastikan akan lebih banyak pengusaha yang mendapat kredit (pinjaman uang). Akibatnya, jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga memicu timbulnya inflasi.



Teori Inflasi

Ada beberapa macam teori yang membahas tentang inflasi, yaitu:

a. Teori Kuantitas
Teori ini dikemukakan oleh Irving Fisher. Teori kuantitas membahas proses terjadinya inflasi yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1) Jumlah uang yang beredar
Inflasi hanya terjadi jika jumlah uang yang beredar ditambah. Jadi seandainya terjadi kenaikan harga, asalkan jumlah uang yang beredar tidak ditambah, maka harga akan turun dengan sendirinya, dan inflasi yang ditakutkan pun tidak mungkin terjadi.
2) Psikologi masyarakat
Yang dimaksud psikologi masyarakat adalah sikap dan harapan (ekspektasi) masyarakat terhadap kenaikan harga. Umumnya masyarakat tidak mengharapkan terjadinya kenaikan harga sehingga jika mereka menerima pendapatan, sebagian akan ditabung. Akan tetapi, jika masyarakat mulai sadar akan adanya inflasi maka ketika menerima pendapatan, seluruhnya akan dibelanjakan. Dengan demikian, permintaan akan naik. Akibatnya harga-harga ikut naik, dan inflasi pun semakin meningkat. Selanjutnya, masyarakat mulai kehilangan kepercayaan terhadap nilai uang yang mereka miliki.

Teori kuantitas Irving Fisher memiliki rumus sebagai berikut:

MV = PT

M (Money) = Jumlah uang yang beredar
V (Velocity of
Circulation Money) = Kecepatan peredaran uang
P (Price) = Harga barang
T (Trade) = Jumlah barang yang diperdagangkan

contoh
Jika jumlah uang yang beredar Rp100.000.000.000,-. Kecepatan pe redaran uang 20 kali dan jumlah barang yang diperdagangkan 50.000.000 unit.
Berapa harga barang umum yang terjadi?
Jawab: 

Teori Inflasi


b. Teori Keynes
Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi bernama Keynes, yang menyatakan bahwa terjadinya inflasi disebabkan oleh masyarakat yang ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya. Masyarakat saling berebut rezeki agar dapat menggunakan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia, akibatnya permintaan akan melebihi penawaran. Dalam kondisi ini, terjadilah inflationary gap (celah inflasi). Celah inflasi terjadi karena adanya kelompok pemenang (yang terdiri dari pemerintah, pengusaha dan buruh) yang mampu mewujudkan keinginannya karena didukung sejumlah dana. Bagaimana kelompok pemenang memperoleh dana?

Pemerintah memperoleh dana dengan menjalankan anggaran defisit yang ditutup dengan pencetakan uang baru. Pencetakan uang baru akan mendorong timbulnya inflasi. Buruh memperoleh dana dengan cara menuntut upah yang lebih tinggi. Pemberian upah yang lebih tinggi, akan memicu kenaikan harga-harga barang dan terjadilah inflasi. Selain kelompok pemenang yang telah memicu terjadinya inflasi, terdapat pula kelompok yang kalah, yaitu kelompok yang tidak mampu berebut rezeki karena tidak dapat meningkatkan pendapatannya. Mereka itu adalah para pensiunan, pegawai negeri dan petani. 

c. Teori Strukturalis
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena kekakuan struktur ekonomi yang terutama terjadi di negara berkembang. Ada dua kekakuan utama pada struktur ekonomi negara berkembang, yaitu:
1) Kekakuan penerimaan ekspor, yaitu bahwa nilai penerimaan ekspor selalu bertambah lebih lamban daripada nilai impor, akibat kelambanan tersebut negara mengalami kesulitan membiayai impor bahan-bahan baku dan barang modal (mesin-mesin). Karena itu, pemerintah menggiatkan industri dalam negeri dalam rangka mengganti barangbarang yang selama ini diimpor. Oleh karena umumnya biaya produksi industri dalam negeri cenderung lebih mahal maka harga-harga jual barang pun menjadi naik dan terjadilah inflasi.
2) Kekakuan penawaran bahan makanan Pada umumnya di negara berkembang penawaran bahan makanan lebih lamban jika dibandingkan pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita, akibatnya harga bahan makanan akan naik melebihi harga barangbarang lain. Karena bahan makanan merupakan kebutuhan primer maka naiknya harga bahan makanan mendorong para buruh menuntut kenaikan upah. Upah yang naik mengakibatkan naiknya biaya produksi di berbagai perusahaan yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya harga jual berbagai macam barang dan jasa sehingga terjadilah inflasi.

0 Response to "Faktor Penyebab dan Teori Inflasi"

Post a Comment