Sejarah Perekonomian Indonesia


Sejarah Perekonomian Indonesia - Indonesia menghadapi permasalahan yang pelik di bidang ekonomi setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda, pemerintah Indonesia memiliki beban hutang luar negeri yang ditanggung sebesar Rp 1.500,- juta dan hutang dalam negeri sejumlah Rp. 2.800,- juta. Struktur ekonomi yang kita warisi adalah berat sebelah antara ekspor dan impor dan dominasi perusahaan kolonial dan nasional.

Menurut Konferensi Meja Bundar pemerintah Indonesia harus menghormati hak-hak dan kepentingan perusahaan-perusahaan swasta Belanda di Indonesia. Sehingga perekonomian Indonesia masih tetap dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan Belanda, seperti: (1) Jacobson & van den Berg, (2) Lindeteves, (3)Internatio, (4) Geo Wehry dan (5) Borneo- Sumatera Maatschappij. Kelima perusahaan swasta Belanda tersebut sering disebut dengan “the big five” yang mendominasi dan memonopoli perekonomian Indonesia.



Sejarah Perekonomian Indonesia



Untukmengurangi kekuasaan ekonomi kononial dan sekaligus mendorong perkembangan usaha swasta pribumi, pemerintahmengambil langkah-langkah guna membangun ekonomi nasional. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam membangun ekonomi nasional adalah sebagai berikut:


1. Dr. Sumitro Djoyohadikusumo berpendapat pembangunan ekonomi Indonesia pada dasarnya adalah pembangunan ekonomi baru, yaitu membangun ekonomi dengan cara mengubah struktur ekonomi umumnya dari ekonomi kolonial ke ekonomi nasional. Sumitro menyarankan supaya selekas mungkin ditumbuhkan kelas pengusaha Indonesia, caranya pemerintah membantu dan membimbing pengusaha lewat bantuan pemberian kredit.


2. Pada masa KabinetNatsir (September 1950-Maret 1951), gagasan Sumitro Djoyohadikusumo dituangkan dalam program Kabinet yang terkenal dengan sebutan Program Benteng. Melalui Program Benteng pemerintah Indonesia berusaha mendorong perkembangan kewiraswastaan pribumi Indonesia dan menempatkan suatu kegiatan ekonomi (perdagangan impor) di bawah kendali nasional. Selama tiga tahun (1950-1953) sekitar 700 perusahaan diberi kredit yang merupakan usaha melindungi perusahaan pribumi.


3. Kondisi keuangan di Indonesia mengalami kekacauan, utang negara naik, inflasi yang cukup tinggi dan peredaran uang kertas yang terlalu besar dibandingkan jumlah barang. Di kalangan masyarakat beredar berbagai macam uang kertas seperti uang Jepang, uang ORI yang dikeluarkan di Yogyakarta, uang ORIS yang dikeluarkan di Sumatera dan uang NICA.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah melakukan kebijakan sanering atau pemotongan uang pada tanggal 19 Maret 1950, dengan ketentuan:
a. Uang yang ada di peredaran digunting jadi dua, hanya bagian kiri yang berlaku dengan nilai setengahnya.
b. Uang yang ada di bank setengahnya diganti dengan obligasi RI 1950.
c. Uang kertas di bawah lima rupiah tidak terkena peraturan ini.


4. Pada masa Kabinet Sukiman usaha untuk mengatasi krisis moneter dengan melakukan nasionalisasi de Javansche Bank (kini Bank Indonesia). Pemerintah juga masih memberikan bantuan kredit kepada pengusaha dan pedagang nasional golongan ekonomi lemah, sesuai dengan Program Benteng.


5. Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo selaku Menteri Perekonomian di bawahKabinet Ali I berusaha merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional dengan mengeluarkan kebijaksanaan Indonesianisasi. Kebijaksanaan ini juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi. Langkah-langkah yang diambil, antara lain sebagai berikut:
a. Menyediakan kredit dan lisensi serta perlindungan bagi usaha swasta nasional agar mampu bersaing dengan perusahaan asing.
b. Mewajibkan perusahaan asing untuk melatih tenaga kerja Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf.
c. Mendirikan perusahaan-perusahaan negara.


6. Pada masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo II dibentuk Dewan Perancang Nasional yang bertugas merancang pembangunan nasional dalam jangka panjang. Pada bulan Mei 1956 lembaga ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun 1956-1961. Dewan Perancang Nasional beranggotakan 50 orang dengan diketuai oleh Moh. Yamin.




Sekian mengenai Sejarah Perekonomian Indonesia, semoga ini bermanfaat.


0 Response to "Sejarah Perekonomian Indonesia"

Post a Comment